Kamis, 23 April 2009

Sosiolnguistik

1. Pengertian Sosiolinguistik

Pengertian sosiolinguistik menurut beberapa ahli diantaranya :

a. Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana 1978:94)
b. Sociolinguistics is the study of the characteristics of language variaties, the characteristics of their fungcions, and dhe characteristics of their speakers as these three constantly interact, change and change one another within a speech community (= sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur (J. A Fishman 1972:4)
c. Sosiolinguistiyek is the studie van taal en taalgebruik in the context van maatschapij en kultuur (= sosiolinguistik adalah kajian mengenai bahasa dan pemakaiannya dalam konteks sosial dan kebudayaan (Rene Appel, Gerad Hubert, Greus Meijer 1976:10)
d. Sociolinguistiek is subdisiplin van de taalkunde, die bestudert welke social factoren een rol spleen in het taalgebruik er welke taal spelt in her social verkeer (=sosiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial (G,E. Booij, J.G Kersten, dan H.J Verkuyl 1975:139)
e. Sosiolinguistics is the study of language in operation, it’s purpose is to investigate how the convention of the language use relate to otherawspects of social behaviour (=sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaannya, dengan tujuan untuk meneliti bagaimana konvensi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari tingkah laku sosial. ( C. Criper dan H.G. Widdowsom dalam J.P.B. Allen dan S. Piet Corder(ed.) 1975:156)
f. Sosiolinguistics is a developing subfield of linguistics which takes speech variation as it’s focus , viewing bvariation or it social contexr. Sosiolinguistics is concerned with the correlation between such social factors and linguistics variation (=Sosiolinguistik adalah pengembangan subbidang linguistic yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor-faktor sosia; itu dengan variasi bahasa. ( Nancy parrot Hickerson 1980:81).
g. Sosiolinguistik adalah pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan (Nababan 1984:2)


Sumber: Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta


2. Pandangan Sosiolinguistik Terhadap Bahasa

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu yang mempunyai kaitan yang sangat erat. Maka,untuk memahami apa sosiolinguistik itu perlu lebih dahulu di bicarakan apa yag dimaksud dengan sosilogi dan liguistik itu. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang berada di dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam suatu masyarakat akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat.
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia.
Di dalam kehidupannya bermasyarakat, sebenarnya manusia dapat juga menggunakan alat komunikasi lain , selain bahasa. Namun, tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna, dibandingka dengan alat-alat komunikasi lain, termasuk juga alat komunikasi yang digunakan para hewan.
Sosiolinguistik akan memberikan pedoman dalam berkomunikasi dengan menunjukan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus digunakan jika berbicara dengan orang tertentu. Kajian bahasa scara internal akan menghasilkan perian-perian bahasa secara objektif deskriptif, dalam bentuk sebuah buku tata bahasa.
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia, mempunyai aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaannya sosiolingustik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa. Sosilinguistik menjelaskan bagaimana menggunakan bahasa itu dalam aspek atau segi sosial tertentu.


Sumber: Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta


3. Masyarakat Bahasa
Pengertian masyarakat bahasa baik secara eksplisit maupun secara implisit antara lain :
1. Gumperz mengatakan dalam Giglio (1072:219) bahwa masyarakat bahasa adalah kelompok manusia yang ditandai adanya interaksi yang teratur dan sering dengan perantaraan perangkat tanda-tanda verbal yang dimiliki bersama dan bermula dari kelompok yang sama dengan perbedaan-perbedaan yang penting dalam pemakaian bahasa.
2. Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang pada tempat yang sama, berbicara ragam bahasa yang sama, atau bahasa baku yang sama (Hartman dan Stork, 1972:215).
3. Suatu masyarakat ujaran adalah suatu masyarakat yang semua anggotanya memiliki bersama paling tidak satu ragam ujaran dan normauntuk pemakaiannya yang cocok. Suatu masyarakat ujaran bias jadi sesempit satu jaringan interaksi tertutup, keseluruhan anggotanya menganggap satu dan yang lainnya berada dalam satu kapasitas (Fishman, 1972:22)
4. Suatu masyarakat ujaran adalah sekelompok orang yang satu sama lain bias saling mengerti seaktu mereka berbicara (Corder, 1973:50).
5. Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang menggunakan system tanda-tanda ujaran yang sama (Bloomfield, 1933:29).
6. Setiap bahasa membatasi satu masyarakat ujaran: keseluruhan kelompok orang yan brhubungan satu sama lainny, baik secara langsung maupun tidak langsung (Hocket, 1958:8).

Kalau suatu kelompok mempunyai verbal reportoir (bahasa dan ragam-ragamnya) yang relatif sama serta mereka memiliki penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa yang digunakan di dalam masyarakat itu, maka dapat dikatakan bahwa kelompok orang adalah sebuah masyarakat bahasa (masyarakat tutur/speech community). Jadi, masyarakat tutur bukanlah hanya sekelompok orang yang menggunakan bahasa yang sama, melainkan kelompok orang yang mempunyai norma yang sama dalam menggunakan bentuk-bentuk bahasa.
Masyaraklat bahasa adalah suatu masyarakat yang anggotanya setidak-tidaknya mengenal satu variasi bahasa beserta norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya (Fishman 1976:28). Sedangkan Bloomfield (1933:29) membatasi bahasan masyarakat bahasa dengan “sekelompok orang yang menggunakan system isyarat yang sama”. Batasan Bloomfield ini dianggap terlalu sempit oleh para ahli sosiolinguistik, sebab banyak orang yang menguasai lebih dari satu ragam bahasa dan di dalam masyarakat itu sendiri terdapat lebih dari satu bahasa. Sebaliknya batasan yang diberikan oleh Labov (1972:158) yang mengatakan :satu kelompok orang yang mempunyai norma yang sama mengenai bahasa’, dianggap terlalu luas dan terbuka.
Untuk dapat disebut masyarakat bahasa adalah adany perasaan di antara penuturnya bahwa mereka menggunakan bahasa yang sama (Djokokentjono 1982). Pada pokoknya masyarakat bahasa itu terbentuk karena adanya saling pengertian (mutual intelligibility), terutama karena adanya kebersamaan dalam kode-kode linguistik secara terinci dalam aspek-aspeknya, yaitu system bunyi, sintaksis dan semantick. Dalam saling pengertian itu ternyata ada dimensi sosialpeikologi yan subyektif.
Ada tiga jenis masyarakat ujaran, anata lain ;
1. sebahasa dan saling mrngrti,
2. sebahasa tapi tidak saling mengerti,
3. berbeda bahasa tapi saling mengerti.
Mereka yang saling tidak mengerti tapi sebahasa, adalah sangat memungkinkan tadinya ‘sebahasa dan kedua bahasa itu bias dianggap sebagai varian yang sudah mempunyai kemandirian. Yang berbeda bahasa tapi saling mengerti bias dianggap sebagai sebagai satu masyarakat ujaran karena mempuntai saling pengertian yang dalam sosialisasai meruakan jaminan bagi terciptanya komunikasi. Sedangkan mereka yang saling mengerti walau mreka berbeda bahasa, itu adalah interaksi. Dua bahasa yang berbeda ini bisa dianggap sebagai dua dialek atau varian dari bahasa yang sama.
Variasi Bahasa I

Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik. Sebagaimana Kridalaksana mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan.
Kridalaksana dengan mengutip dari pendapat Fishman mengatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan fungsi berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara bahasa dengan ciri dan fungsi dalam suatu masyarakat bahasa.
Sebagai sebuah langue sebuah bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa tersebut, meski berada dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen, maka wujud bahasa yang konkret, yang disebut parole, menjadi tidak seragam. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Misalnya bahasa Inggris yang digunakan oleh hamper di seluruh dunia.
Variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman bahasa sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Selain itu, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beranekaragam. Kedua pandangan ini bisa saja diterima atau ditolak. Yang jelas, variasi atau ragam bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial.
Setiap masyarakat bahasa mempunyai langue yang sama. Mutual Intelligibility (saling pengertian) dalam proses bertutur kata . Melihat bahasa pada sudut langue akan akan dilihat sebagai satu keseragaman sosial. Kekayaan bersama.

4. Variasi Bahasa II
Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan. Pertama variasi bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat iunteraksi dalam kegiatan masyarakat yang beranekaragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima ataupun ditolak. Yang jelas, variasi atau ragam bahasa itu diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial.
Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004) membedakan variasi bahasa itu berdasarkan penutur dan penggunaannya. Berdasarkan penutur berarti, siapa yang menggunakan bahasa itu, dimana tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya di dalam masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakannya. Berdasatkan pengguaannya, berarti bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur dan alatnya, danbagaimana situasi keformalannya.
- variasi bahasa dari segi penuturnya
Variasi bahasa pertama yang kita lihat berdarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek, yakni variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Namun yang paling dominant adalah “warna’ suara itu, sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar suara bicaranya tanpa melihat orangnya, kita dapat mengenalinya.
Variasi bahasa kedua berdasatkan penuturnya adalah yang disebut dialek, yakni variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relative, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Karena dialek ini didasarkan pada wilayah atau area tempat tiggal penutur, maka dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek regional, atau dialek geografi.

2 komentar: