Kamis, 23 April 2009

Dasar-dasar Jurnalistik

Tugas Handout 1

1.Coba, deh, tuliskan, sungguh-sungguhkah Anda ingin menjadi seorang penulis profesional? Lengkapi jawaban Anda dengan alasan yang rasional dan (boleh juga sedikit bumbu) emosional!

Menulis merupakan hal yang gampang-gampang susah, menurut saya. Semua orang bisa menulis selama ia sering berlatih. Selain berlatih, ia juga harus terus mengasah imajinasi dan memperlas wawasan untuk mendapatkan ide dan gagasan-gagasan yang menarik bagi tulisannya. Setidaknya itulah yang saya perhatikan dari kawan-kawan yang sudah sering menulis, baik itu menulis artikel, esai, cerpen, atau bahkan puisi. Ketika saya memperhatikan mereka, terkadang saya “iri” melihat mereka. Selain untuk menyalurkan hobi mereka, tulisan-tulisan yang mereka buat juga menghasilkan uang. Mereka mengirimkan hasil karya mereka ke media-media massa. Ketika tulisan mereka dimuat di media massa tersebut, mereka mendapatkan honorarium yang tentunya sangat lumayan bagi mahasiswa seperti kami. Tentunya selain mendapatkan uang, mereka juga mendapatkan kepuasan tersendiri karena tulisannya dapat dibaca dan dinikmati setiap orang.

Melihat semangat kawan-kawan saya dalam menulis, saya pun merasa termotivasi untuk menulis. Saya menyadari kemampuan saya yang minim tentang tulis menulis menjadi penghambat utama. Maka, untuk mengawali pembelajaran saya tentang tulis menulis, saya menulis puisi (yang menurut saya tidak terlalu membutuhkan banyak aturan tata bahasa). Saya menulis puisi untuk mengungkapkan perasaan saya. Menurut saya, puisi merupakan salah satu alat untuk mencurahkan semua perasaan yang saya rasakan sehari-hari. Awalnya saya merasa kurang percaya diri ketika melihat tulisan saya (yang menurut saya biasa saja) itu. Tapi banyak kawan saya yang memotivasi untuk mencoba mengirimkan puisi saya ke media. Akhirnya, (meskipun kurang percaya diri) saya mengirimkan beberapa puisi saya ke sebuah tabloid remaja. Tanpa disangka-sangka, beberapa bulan kemudian, saya mendapatkan wesel dari tabloid tempat saya mengirimkan puisi saya. Saya merasa kaget sekaligus senang, karena ternyata wesel itu adalah honorarium untuk satu puisi yang dimuat di tabloid tersebut. Setelah itu, saya jadi sering mengirimkan puisi-puisi saya (yang menurut saya biasa saja itu) ke tabloid tersebut. Alhasil, ada beberapa puisi yang kembali dimuat disana. Meskipun puisi saya hanya mampu menembus tabloid remaja itu saja, setidaknya saya merasa senang dan bangga karena ternyata saya bisa menulis dan tulisan saya bisa dibaca, serta diapresiasi oleh orang lain. Selain itu, puisi-puisi saya pun tak lagi hanya menjadi penghuni catatan harian saya saja.

Seorang penulis profesional tak hanya harus bisa menulis puisi, tapi juga harus bisa menulis karya-karya lain, seperti cerpen, artikel, maupun esai. Untuk menjadi penulis profesional, tentunya saya juga harus bisa menulis semua itu. Saya tidak akan pernah bisa menulis itu semua kalau saya tidak pernah mencobanya. Akhirnya, meskipun dengan tertatih-tatih dan menemukan banyak kesulitan, saya mulai belajar bagaiaman menulis cerpen dan artikel. Meskipun saya masih kurang percaya diri ketika menulis, setidaknya saya mempunyai keinginan yang besar untuk belajar dan menjadi penulis profesional. Saya percaya, kalau saya mau belajar dan berlatih, saya akan bisa menulis dan menjadi penulis profesional. Untuk bisa menulis, butuh proses yang tidak sebentar. Saya sedang berada dalam prose itu dan saya percaya saya bisa.

2.Apaya-upaya apa saja yang akan Anda lakukan untuk meraih predikat “penulis profesional” itu? Kegiatan harian? Kegiatan mingguan? Kegiatan bulanan? Kegiatan tahunan?

Saya yakin dan percaya, kalau kita tidak mencoba, maka kita tak akan pernah bisa. Begitupun menulis. Maka, dengan susah payah dan hanya berbekal semangat dan motivasi dari orang-orang di sekeliling saya, saya mulai mencoba menulis. Meskipun saya mengawali menulis sebuah karya dari menulis puisi, saya yakin dari sana saya bisa menulis apapun. Termasuk menulis karya ilmiah, seperti esai dan artikel, maupun makalah.

Aktifitas menulis merupakan aktifitas yang tidak akan pernah terpisah dari aktifitas membaca. Maka saya berusaha untuk mengawali aktifitas menulis dengan membaca terlebih dahulu. Saya berusaha untuk menjadi seorang “kutu buku”, meskipun terkadang saya suka mengalami rasa bosan dan lelah. Tapi setidaknya saya telah berusaha keras untuk sering membaca dan melawan rasa bosan itu dengan melakukan aktifitas lain yang bisa mengurangi rasa lelah saya dalam membaca.

Saat ini, saya sedang berusaha untuk “menyenangi” koran. Setidaknya koran merupakan salah satu referensi yang referen dalam proses kreatif saya ketika “menulis”. Selain itu, saya juga menjadi sering membaca novel-novel atau cerpen dan beberapa buku kumpulan puisi untuk mendukung kegiatan menulis karya sastra. Membaca berita-berita di internet dan mendengar maupun menonton berita di media elektronik juga bisa menambah wawasan untuk menambah kualitas tulisan kita agar lebih baik.

Meskipun waktu dari semua aktifitas itu tidak tersistematis (tidak ada waktu yang pasti kapan saya melakukan semua kegiatan itu), semua aktifitas itu hampir sering saya lakukan dalam proses belajar “menulis” yang saya lakukan. Saya berusaha untuk menjadi penulis professional. Tapi setidaknya, sebelum menjadi penulis professional, saya harus menjadi penulis yang baik dulu. Oleh karena itu, saya harus terus belajar dan berlatih.

Ketika sedang menulis (misalnya menulis artikel), terkadang saya mengalami kesulitan untuk mencari ide atau gagasan awal dari tulisan yang akan saya buat. Biasanya saya membaca artikel orang lain sebagai referensi. Setelah ide awal itu saya temukan, saya juga mengalami kesulitan dalam mengembangkan tulisan yang telah saya buat. Ketika otak saya sudah merasa buntu dan lelah, biasanya saya menghentikan tulisan saya dan menyegarkan dulu otak saya. Setelah pikiran saya sudah jernih, saya kembali melanjutkan tulisan saya itu. meskipun terkadang akhir dari tulisan saya menjadi kurang sinkron dengan tulisan awal saya.

3.Siapa penulis yang menjadi idola Anda? Mengapa dia? Berikan alasan yang cukup!

Saya mengidolakan J.K Rowling dengan “Harry Potter”nya. Dia memiliki imajinasi yang sangat luar biasa dalam menulis novel-novel Harry Potter yang fenomenal itu. Sekuel-sekuel Harry potter yang sudah difilmkan itu juga mampu menyihir para penikmat novel dan film di seluruh dunia. Selain itu, tokoh dan jalan cerita yang penuh imajinasi itu mampu menjadi daya tarik yang luar biasa, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Maka, sangat pantas jika J.K Rowling juga dianggap sebagai salah seorang “penulis dunia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar